Memiliki banyak cabang waralaba dapat membuat Anda kesulitan untuk memantau dan mengontrol operasi secara keseluruhan. Kurangnya kontrol dapat mengakibatkan kurangnya konsistensi dalam operasional antara cabang-cabang waralaba. Ini dapat memengaruhi pengalaman pelanggan dan citra merek secara keseluruhan. Misalnya, jika cabang-cabang waralaba tidak mengikuti standar operasional yang sama, kualitas layanan atau produk bisa bervariasi, yang dapat merugikan reputasi merek, bahkan bisa merugikan dari sisi keuangan juga.

Pencatatan manual rentan terhadap kesalahan manusia, seperti salah memasukkan jumlah barang atau kehilangan catatan. Hal ini dapat menyebabkan data stok yang tidak akurat, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pengambilan keputusan bisnis. Selain itu, pencatatan manual juga memakan waktu yang cukup banyak yang dapat mengakibatkan keterlambatan dalam pembaruan stok dan informasi terkait. Tanpa sistem yang terotomatisasi, koordinasi antara cabang-cabang waralaba dalam manajemen stok bisa sulit. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan persediaan, kekurangan atau kelebihan barang di satu cabang sementara cabang lainnya mengalami keadaan sebaliknya.

Franchise-franchise yang beroperasi secara independen seringkali memiliki sistem pencatatan yang berbeda-beda atau bahkan tidak terintegrasi. Hal ini membuat sulit bagi pemilik merek atau pemilik waralaba untuk mengumpulkan data secara efisien dan menganalisis performa dari tiap-tiap franchise. Oleh karena itu, penting untuk mengimplementasikan sistem manajemen yang dapat mengumpulkan, mengintegrasikan, dan menganalisis data dari seluruh jaringan waralaba secara efisien. Ini memungkinkan pemilik merek dan pemilik waralaba untuk memiliki visibilitas yang lebih baik atas tren dan performa, serta merumuskan strategi yang tepat berdasarkan pemahaman yang lebih dalam tentang pasar dan pelanggan.